Monday, May 18, 2015

Pasar Malem Tjap Teondjoengan Yuk...

Memperingati hari jadi Kota Surabaya yang ke 722, pemerintah kota Surabaya menyelenggarakan berbagai macam acara untuk memeriahkan hari jadi Kota Pahlawan ini. Dengan acara – acara ini, masyarakat Surabaya juga dapat ikut berpartisipasi untuk memperingati sekaligus memeriahkan hari jadi Kota Surabaya. Banyak sekali event – event yang diadakan seperti Pasar Malem Tjap Toendjoengan, Surabaya Health Season, Surabaya Shopping Festival, Surabaya Fashion Parade, Late Night Shopping, Parade Budaya dan Bunga, Festival Rujal Uleg, Festival Foto Surabaya, Festival Kalimas, Festival Kuliner Kalimas, Surabaya Great Expo, Festival Kuliner Tunjungan, Pemilihan Duta Wisata Cak dan Ning Surbaya, dan Surabaya Urban Culture. Event – event tersebut dibuat dari tahun ke tahun untuk masyarakat Kota Surabaya.

Kali ini saya berkemsempatan untuk menikmati kuliner yang ada di Pasar Malam Tjap Toendjoengan. Pasar Malam ini dulunya diadakan di Tunjungan Plaza. Kemudian karena faktor lahan yang kurang memadai untuk masyarakat, pasar malam ini dipindah di Food Festival Pakuwon City.
Pasar malam ini tidak hanya menyediakan makanan dan minuman saja, disana juga terdapat panggung untuk menghibur pengunjung yang datang. Banyak sekali makanan yang dijual disana tetapi kebanyakan makanan berat yang dijual disana. Walaupun pasar malam ini sudah berpindah tempat, hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk datang kesana.


Ramai pengunjung memadati dan memeriahkan Pasar Malam Tjap Toendjoengan ini. Saya mencari jajan – jajan yang ada di Pasar Malam ini. Tak banyak jajan – jajan disana. Pengunjung yang datang juga bermacam – macam. Dari anak anak muda bersama teman - temannya sampai orang tua bersama keluarganya.




Dengan adanya pasar malam ini, masyarakat dapat ikut memeriahkan hari jadi Kota Surabaya yang ke 722. Jangan lewatkan acara – acara untuk memperingati hari jadi Kota Surabaya yang diadakan setahun sekali.


Monday, April 20, 2015

Banyuwangi di Surabaya

Kali ini saya berkesempatan untuk melihat pagelaran dari Banyuwangi yang diadakan di Gedung Cak Durasim Surabaya. Jumat 17 April kemarin, saya mengunjungi Cak Durasim Surabaya untuk melihat budaya local dari Banyuwangi. Seperti biasa gedung Cak Durasim ini selalu ramai pengunjung setiap ada acara – acara budaya seperti ini. Orang – orang yang data pun tidak hanya dari dalam Surabaya saja, melainkan banyak juga dari luar Surabaya.
Acara ini dibuka dengan Tarian Hastungkara. Tarian ini adalah tarian tradisional yang terdapat dalang dan barong sebagai salah satu peran di dalamnya. Selain itu juga banyak acara – acara yang lain yang menarik perhatian pengunjung yang lewat.
Acara yang bertemakan Banyuwangi Sunrise of Java ini tidak hanya ada pagelaran yang menghibur, disediakan pula stand – stand yang menjual makanan dan minuman untuk pengunjung. Selain itu terdapat juga stand – stand yang menjual souvenir – souvenir tradisional.
Semakin malam semakin pula ramai pengunjung yang mengunjungi Cak Durasim. Ternyata di penghujung acara terdapat acara undian yang diberikan oleh pihak penyelenggara untuk menyemarakkan acara dan membuat pengunjung yang datang sangat berantusias.
Acara ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan budaya yang ada di Banyuwangi.





Monday, March 16, 2015

Kisah Wayang Panji dari Seorang Ki Lukas

Cerita Panji menginspirasi banyak cerita seperti Ande – Ande Lumut yang bersumber dari cerita panji yang mencari istri yang mempunyai standart sendiri. Hal itu dinyatakan oleh Pendeta yang sangat menyukai kegiatan mendalang. Beliau bernama Ki Lukas. Beliau adalah seorang pendeta yang juga mendalang.
Beliau bercerita tentang aneka wayang panji di antaranya ada wayang beber, wayang gedhog dan wayang klithik.
Wayang adalah bayangan percerminan sifat – sifat yang ada di manusia.  Wayang panji adalah wayang yang memakai serat panji.  Cerita panji adalah cerita dari Jawa periode klasik, dari era kerajaan Kediri dengan tokoh utama R. Panji Inu Kerapati (Panji Asmara Bangun) dan Dewi Sekartaji (Galuh Candra Kirana).
Beliau juga menceritakan mengenai wayang beber. Wayang beber berkemabng di Jawa pada mas Majapahit. Wayang beber ini merupakan wayang yang berupa lembaran – lembaran. Wayang beber ini masih dilestarikan di daerah Pacitam, Jawa Timur. Jika ingin memainkan wayang ini diperlukan beberapa ritual karena wayang beber ini merupakan wayang turun – temurun.
Wayang Gedog. Wayang gedhog ini mirip dengan wayang purwa yang meggunakan cerita panji. Tokoh – tokoh ksatria dalam wayang ini memakai tekes dari masa majapahit.
Wayang krucil adalh kesenian khas Ngawi yang berukuran kecil dan menggunakan bahan kayu pipih dua dimensi. Wayang ini juga disebut wayang klithik karena bunyinya yang tik tik tik jika dimainkan.  Wayang ini dimainkan tanpa layar dan tempat pertunjukan terbuat dari kayu sehingga penonton dapat melihat dari depan atau pun belakang.


Tuesday, March 10, 2015

Cerita Panji menurut HERI LENTHO

HERI LENTHO. Beliau adalah penggagas Cak Durasim Festival, Surabaya Full Music dan Festival Budaya Jawa Timur. Kali ini saya berkesempatan untuk mendengarkan Bapak Heri Lentho membawakan materi Panji dalam seni pertunjukan.
Beliau menceritakan mengenai cerita jawa kuno diantaranya Sri Tanjung, Sang Setyawan, Anglingdharma, Calon Arang, dan Cerita Panji.
Beliau menceritakan apa itu budaya Panji. Dari cerita beliau, budaya Panji merupakan kisah romantis yang berlatar belakang sejarah. Kisah gubahan yang bernuansa Asia Tenggara yang mempunyai nilai kepahlawan dan symbol persatuan. Menurut beliau cerita Panji menjadi panutan yang mengartikan, cinta dan damai. Yang hal itu terdapat di dalam cerita – cerita seperti Candra Kirana, Ande – Ande Lumut, Enthit, Ketek Ogleng, Panji Laras, Bawang Merah Bawang Putih, Joko Kendhil, Keong Emas, Timun Emas, dan Panji Sumirang yang pada bagian akhir cerita selalu berakhir bahagia.
Terdapat berbagi macam jenis seni pertunjukan yang dapat di pertujukan untuk budaya panji. Dongeng (kentrung) merupakan seni pertunjukan yang dimainkan seperti drama yang diperankan oleh orang – orang yang menceritakan mengenai budaya panji. Wayang beber merupakan seni pertunjukan yang istilahnya di “beber”. Terdapat juga wayang gedhog, wayang krucil, wayang topeng, ketoprak, kesenian jaranan, reog ponorogo, kethek ogling, gambuh, legong, gebyar, sendratari, ludruk, teater modern, dan opera music.
Cerita panji ini juga melalui proses penyebaran yaitu di Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Malaysia. Terdapat juga tokoh – tokoh pada cerita panji yaitu Panji Inukertopati atau yang dikenal dengan Asmara Bangun. Selain itu dikenal juga di Thailand dengan nama Inao. Sekartaji atau yang dikenal juga dengan nama Candra Kirana atau Pasupa. Terdapat juga tokoh – tokoh pembantu yaitu Klana Sewadana, Panji Gunung Sar, Panji Reni, Ragil Kuning, Jodeh Sonto, Sabdo Palon, Penthul Tembem.




Menurut beliau, Cerita panji ini sering disebut warisan budaya yang ditekankan pada tuntutan terhadap sikap dan perilaku. Hal itu dikembangkan melalui aktivitas seni traadisi yang berbasis cerita panji yang dapat dituangkan dalam bentuk tari, music, dan lain lain. Selain itu juga dapat dikolaborasikan dengan tradisi yang berunsurkan modern.
Selain itu cerita panji ini juga dapat dituangkan dalam bentuk bisnis. Contohnya seperti upacara perkawinan, kuliner, jamu herbal / kosmetik, kerjainan, buku dan juga tontonan / film. Hal itu merupakan salah satu cara untuk menyampaikan cerita panji kepada masyarakat di jaman globalisasi ini dimana pak Heri Lentho telah melakukannya melalui event – event yang ia buat.


Tuesday, February 24, 2015

Malming at Cak Durasim

Malam minggu di Surabaya enaknya ngapain ya? Semua mall semua cafĂ© sudah saya jelajahi. Saya memikirkan tempat baru apa di Surabaya yang belum saya jelajahi. Sambil berkeliling dan berpikir, saya melewati sebuah jalan yang dimana di sebelah kanan saya terdapat kerumunan orang – orang yang berkumpul disebuah gedung.
            Cak Durasim! Saya memutuskan untuk mampir kesana melihat pentas kebudayaan yang saya pikir hal itu adalah hal yang perlu saya coba.
            Cak Durasim merupakan salah satu gedung di Surabaya yang merupakan pusat kebudayan di Jawa Timur. Jadi, kebudayaan – kebudayaan yang ada di Jawa Timur biasanya dipentaskan di gedung Cak Durasim ini.
            Kebetulan pada malam itu terdapat Pagelaran Seni Budaya Nganjuk. Disana saya melihat banyak pagelaran – pagelaran seperti tarian dari Nganjuk, dan juga terdapat drama yang menceritakan kisah – kisah dari Nganjuk.
            Tak terasa 2 jam saya disana menikmati music – music yang dimainkan oleh para pemain dan juga tarian serta drama yang juga menarik tidak hanya saya, tetapi juga menarik pusat perhatian orang – orang sekitar.
            Pengunjung yang datang tidak hanya dari Surabaya saja, melainkan juga dari kota – kota yang ada di sekitar Surabaya seperti Sidoarjo, Mojokerto, Krian dan mungkin masih banyak dari kota – kota lain. Selain itu juga terdapat wisatawan mancanegara yang ikut menikmati pertunjukan disana.
            Selain menikmati pertunjukan yang diberikan, disana juga disediakan stand – stand untuk menjual makanan dan minuman dan juga menjual souvenir – souvenir seperti kain batik, mainan tradisional dan masih banyak lagi.
            Ini merupakan gaya beda saya menikmati malam minggu!

Tips :
-       Cak Durasim terletak di tengah kota dekat dengan Tunjungan Plaza dan Siola
-       Cak Durasim tidak dipungut biaya jadi bisa dijadikan tempat liburan wisata
-       pastikan jadwal pertunjukan yang akan tampil di Cak Durasim